Subscribe:

Ads 468x60px

Pages

Rabu, 21 Maret 2012

Perilaku Konsumen


PENDAHALUAN

Perilaku konsumen adalah yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan. Pembelian yang baik juga perlu menjadi perhatian untuk organisasi-organisasi non profit dan pemerintah. Berbagai tekanan yang berkaitan dengan kurangnya dana yang tersedia dan besarnya biaya, mendorong organisasi-organisasi tersebut untuk beroperasi seefisien mungkin dengan biaya seminimum mungkin.
Perilaku Konsumen

 
Pada saat konsumen melakukan evaluasi dan penilaian terhadap harga dari suatu produk sangat dipengaruhi oleh perilaku dari konsumen itu sendiri (Morris, Morris,1990). Sementara perilaku konsumen menurut Kotler (2000), dipengaruhi 4 (empat) aspek utama yaitu budaya, sosial, personal (umur, pekerjaan,kondisi ekonomi) serta psikologi (motivasi, persepsi, percaya). Sedangkan pengertian persepsi adalah suatu proses dari seorang individu dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan menterjemahkannya stimulus-stimulus atau informasi yang datang menjadi suatu gambaran yang menyeluruh
(Shifmant & Kanuk,2000 dan Kotler, 1999). Dengan demikian penilaian terhadap harga suatu produk dikatakan mahal, murah atau biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar-belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu.
Dalam kenyataannya konsumen dalam menilai harga suatu produk, sangat tergantung bukan hanya dari nilai nominal secara absolut tetapi melalui persepsi mereka pada harga (Nagle & Holden, 1995). Secara umum persepsi konsumen terhadap harga tergantung dari perception of price differences dan reference prices.
Perception Of Price Differences. Menurut hukum Weber- Fechner, dalam
• buku The Strategic dan Tactics of Pricing, pembeli cenderung untuk selalu melakukan evaluasi terhadap perbedaan harga antara harga yang ditawarkan terhadap harga dasar yang diketahui. Sebagai contoh, tingginya peningkatan penjualan VCD Pioneer dengan memberikan diskon Rp 500.000 (25% diskon) dalam menghadapi VCD buatan Cina, akan tetapi besaran diskon yang sama Rp 500.000 tidak memberikan dampak yang tinggi
pada penjualan motor Honda Supra (55 diskon). Dari hokum Weber-Fechner dapat disimpulkan bahwa persepsi konsumen terhadap perubahan harga tergantung pada prosentase dari perubahan harga tersebut, bukan terhadap perbedaan absolutnya dan besaran harga baru tersebut tetap berada pada “acceptable price”.
References prices. Faktor lain yang mempengaruhi persepsi terhadap • kewajaran suatu harga adalah referensi harga yang dimiliki oleh pelanggan yang didapat dari pengalaman sendiri (internal price) dan informasi luar yaitu iklan dan pengalaman orang lain (external references price), (Shiffman& Kanuk,2000). Adapun informasi tersebut sangat dipengaruhi :
(1) Harga kelompok produk (product line) yang dipasarkan oleh perusahaan yang sama,
(2) Perbandingan dengan harga produk saingan,
(3) Urutan produk yang ditawarkan (Top Down selling ),
(4) Harga produk yang pernah ditawarkan konsumen (Recalled Price).
Sedangkan persepsi terhadap kewajaran harga dapat pula dijelaskan dengan teori acquisition transaction utility. konsumen akan melakukan pembelian (acquisition utility) apabila harga tersebut dikaitkan dengan keuntungan atau kerugian dalam perspektif fungsi produk. Sedangkan transaction utility, konsumen mempersepsikan harga dengan kenikmatan atau ketidaknyamanan dalam aspek keuangan yang didapat dari perbedaan antara internal reference prices dengan harga pembelian.

Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumendalam mengkonsumsi suatu barang:
1. Pendekatan Kardinal
2. Pendekatan Ordinal
Asumsi:Konsumen bersikap rasionalDengan anggaran yang tersedia, konsumen berusahamemaksimalkan kepuasan totalnya dari barang yangdikonsumsinya.

Pendekatan Kardinal

Asumsi:Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barangdapat diukur dengan satuan kepuasan (misalnya mata uang.Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akanmenambash kepuasan yang diperoleh konsumen tersebutdalam jumlah tertentu.Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlahbarang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (MarginalUtility)Berlaku hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun (TheLaw of Diminishing Marginal Utility), yaitu besarnya kepuasanmarginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlahbarang yang dikonsumsi secara terus menerus.

Pendekatan Ordinal

 Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yangdigunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsibarang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Padakenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.

 Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen denganangka ordinal (relatif).

 Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurvaindiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlahbarang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasanyang sama).

SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar